Langsung ke konten utama

HARI SAMPAH

MENGAPA SAMPAH HARUS DI RAYAKAN ?

Sampah – rasanya sudah tidak perlu dijelaskan apa itu sampah.Namun, hal yang perlu kita mengerti adalah sebagai manusia, kitalah yang menghasilkan sampah. Kita yang membuat sampah itu ada dan kita pula yang dapat membuatnya menjadi sesuatu yang merugikan bahkan membahayakan atau menjadikannya bermanfaat. Dengan kata lain, sampah adalah sesuatu yang tidak berdaya, hanya manusia yang cerdas yang dapat membuatnya bermanfaat dan manusia yang lalai yang membuatnya menjadi sesuatu yang membahayakan bagi kehidupan manusia itu sendiri.
gambar TPS sebelum di bina oleh kader lingkungan Tunjungsekar

Kita semua menyadari bahwa elemen penting dari suatu bangsa adalah masyarakat, dan elemen penting dalam masyarakat adalah keluarga. Sejak dilahirkan, seseorang belajar akan nilai-nilai kehidupan, nilai-nilai kehidupan yang digunakannya sebagai bekal dalam perjalanan hidupnya kelak. Jika nilai-nilai yang dipelajarinya adalah nilai-nilai kebaikan maka, menjadi baiklah  suatu keluarga. Keluarga-keluarga yang baik tentu akan menghasilkan suatu masyarakat-masyarakat yang baik pula – yang menjadi pondasi terwujudnya suatu bangsa bermartabat.

Jika pemimpin negeri menyebutkan ‘perilaku masyarakat’ sebagai aspek penting dalam persoalan sampah, itu artinya sebagai anggota keluarga dan anggota masyarakat, kita dituntut untuk berhenti menganggap urusan sampah sebagai bukan urusan saya dan merubah mind setting  serta perilaku untuk lebih memiliki tanggung jawab terhadap persoalan ini.

Jika sampah menjadi persoalan (bangsa), berarti ada nilai-nilai kebaikan yang dilanggar oleh bangsa ini – itulah kenyataan. Nilai-nilai masyarakat terhadap lingkungan yang bersih, indah dan nyaman ter kikis secara perlahan tergeser oleh ke tidak pedulian, di tahap inilah akhirnya sampah mendatangkan persoalan dan musibah
Peran keluarga tidak bisa diabaikan dalam memperkuat nilai-nilai dalam diri seseorang, sejak seseorang dilahirkan maka ayah dan ibulah yang berperan penting dalam menanamkan nilai kebaikan. Secara kodrati, peran ibu lebih menonjol dalam menumbuhkan dan membentuk nilai dan perilaku sang anak. Peran ibu (juga ayah tentunya) membentuk kualitas generasi dan bangsa ini dimasa depan.
Peran keluarga dan masyarakat mutlak diperlukan, artinya seluruh warga masyarakat baik laki-laki dan perempuan diharapkan terlibat. Saatnya laki-laki dan perempuan menjadi mitra sejajar untuk mendukung program pembangunan peduli sampah.Dari sisi kesetaraan, laki-laki dan perempuan mempunyai persamaan kedudukan, hak, kewajiban dan  kesempatan, baik dalam keluarga, masyarakat, bangsa dan negara maupun dalam kegiatan pembangunan di segala bidang, termasuk mendorong keberhasilan program nasional Indonesia peduli sampah.
Seperangkat aturan hukum mengenai program nasional bidang pengelolaan sampah telah dikeluarkan Pemerintah yaitu Undang-Undang No. 18/ 2008 tentang Pengelolaan Sampah dan Peraturan Pemerintah No. 81/ 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.Selain itu, telah dilaksanakan pula Deklarasi Indonesia Bersih Sampah 2020.
Upaya selanjutnya dan di sinilah tugas Pemerintah adalah menanamkan arti pentingnya pengelolaan sampah kepada setiap keluarga Indonesia melalui dukungan terhadap kegiatan 3R yaitu mengurangi sampah (reduce),memanfaatkan kembali sampah (reuse) dan mendaur ulang (recycle).
Hal kecil yang dapat dilakukan – dimulai dari diri sendiri dan sekarang juga – adalah dalam tiap rumah, ada tempat sampah yang dibedakan, yaitu untuk sampah organik dan yang bukan organik. Adanya pembiasaan baik di rumah diharapkan dapat menjadi kebiasaan perilaku dalam masyarakat. Gerakan masyarakat tentu akan memberikan pengaruh yang sangat besar pada keberhasilan Indonesia Peduli Sampah. Tidak hanya karena hari sampah kita peduli sampah !

Bebas Sampah, atau Zero Waste dalam bahasa Inggris adalah filsafat yang mendorong perancangan ulang daur sumberdaya, dari sistem linier menuju siklus tertutup, sehingga semua produk digunakan kembali. Tidak ada sampah yang dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan insinerator atau teknologi termal lainnya (gasifikasipirolisis). Proses yang terbaik adalah meniru bagaimana sumberdaya di daur ulang secara alami. Definisi Bebas Sampah yang diakui secara internasional, yang digunakan oleh Zero Waste International Alliance (ZWIA) adalah:
"Bebas Sampah adalah tujuan etis, ekonomis, efisien, dan visioner, untuk memandu masyarakat dalam mengubah gaya hidup dan praktik-praktik mereka dalam meniru siklus alami yang berkelanjutan, dimana semua material yang tidak terpakai lagi dirancang untuk menjadi sumber daya bagi pihak lain untuk menggunakannya.
Bebas Sampah berarti merancang dan mengelola produk dan proses untuk secara sistematis menghindari dan menghilangkan jumlah dan daya racun limbah dan material, melestarikan dan memulihkan semua sumber daya, dan tidak membakar atau menguburnya.
Menerapkan Bebas Sampah akan menghilangkan semua pembuatan tanah, air atau udara yang mengancam kesehatan planet, manusia, hewan atau tanaman "
Bebas Sampah mengacu pada pengelolaan sampah dan pendekatan perencanaan yang menekankan pencegahan sampah sebagai lawan dari pendekatan pengelolaan end of pipe.[1] Ini adalah pendekatan sistem yang menyeluruh yang menyasar perubahan besar-besaran pada bagaimana material mengalir melalui masyarakat, sehingga tidak ada yang sia-sia.[1] Bebas Sampah mencakup lebih dari menghilangkan sampah melalui daur ulang dan penggunaan kembali, berfokus pada merancang ulang sistem produksi dan distribusi untuk mengurangi limbah.[2] Bebas Sampah lebih merupakan tujuan atau cita-cita daripada target yang sulit dicapai.[3] Bebas Sampah menyediakan prinsip-prinsip pemandu untuk upaya penghilangan sampah secara terus menerus.[1]
Menghilangkan sampah dari awal memerlukan keterlibatan yang intensif terutama dari industri dan pemerintah, karena mereka mermiliki posisi yang lebih kuat daripada individu.[2] Bebas Sampah tidak akan mungkin terwujud tanpa upaya dan tindakan signifikan dari industri dan pemerintah.[2] Industri memiliki kontrol atas desain produk dan kemasan, manufaktur proses dan penentuan bahan yang digunakan.[4] Pemerintah memiliki kemampuan untuk membuat kebijakan dan memberikan subsidi untuk desain proses produksi yang lebih baik dan kemampuan untuk mengembangkan dan menerapkan strategi pengelolaan sampah yang komprehensif yang dapat menghilangkan sampah daripada sekadar mengelolanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEGIATAN BANK SAMPAH DI KELURAHAN TUNJUNGSEKAR

 Pengurus Bank sampah Rt 09 RW 04 Penyerahan hadiah nasabah bank sampah terbanyak pengambilan tabungan nasabah Bank sampah Penghargaan nasabah pria di Bank sampah Penghargaan keluarga peduli sampah Pengambilan sampah oleh Bank Sampah Malang

PENGAMBILAN RUTIN BANK SAMPAH M-263

Kegiatan pengambilan sampah tgl 29 maret 2019 Bank sampah M-263 wilayah RW 04  telah melakukan pemilahan 70 jenis sampah dan rutin di ambil BANK SAMPAH MALANG tiap bulannya 1 truck penuh HVS , kardus , duplex merupakan item terbanyak di bank sampah ini karyawan BANK SAMPAH MALANG